Sajak Atas Suwar
Oleh: Hasyim Asy’ari (Mahasiswa Al-Azhar, Cairo-Mesir)
Wanita tak mau dipermainkan, ia butuh kepastian laiknya al Waqi’ah. Karena kau tahu…?
Wanita Sholihah memiliki sifat feminim seperti suroh An Nisa’.
Pendiriannya mantap laiknya Al Hadid. Hatinya lembut selembut Ar Rahman. Tabiatnya lurus selurus As Shof. Dan karena ke-shalihah-annya, ia telah mampu menjaga kesuciannya seperti sosok Maryam, dan yang seperti ini sudah sangat langka.
Tapi tenang, mungkin kau masih bisa temukannya dibeberapa pesantrèn. Kenapa pesantrèn…? Karena pesantrèn memiliki dan menyimpan berjuta kader An Najm yang siap bersinar terang seperti Al Qomar, bahkan As Syams yang menyibak kegelapan akhir zaman yang sudah sedemikian pekatnya bagaikan Al Isro’ ditengah gulitanya Al Lail.
Jadi kau harus waspada, menjelang Al Qiyamah ini fitnah dan Al Mujadalah terjadi dimana-mana. Kau harus membentengi dirimu dengan Al Kahfi, kau harus mampu menjadi Al Furqon yang dapat membedakan mana yang Al Mukminun dan mana yang Al Munafiqun.
Maka untuk itu, mengajilah! Di pesantren kau akan mendapatkan ilmu, berkah, bahkan futuh laiknya Al Fatihah.
Peganglah selalu Qof dan Muhammad dengan kuat agar langkahmu selalu tertuntun dengan tegap. Berdoalah kepada Allah azza wajalla dengan Al Mu’awwidzatain agar kau senantiasa terlindungi dari berbagai fitnah dan mara bahaya.
Mintalah jua kepada-Nya di penghujung malam menjelang Al fajr agar hatimu senantiasa dibuka laiknya Al Fath yang dipenuhi dengan cahaya An Nur. Itulah waktu yang pas untuk kau merenung tentang dirimu laiknya Hud dan Ibrahim serta bersimpuh secara totalitas di atas As Sajdah, seraya menyerahkan dirimu kepada Al Ghofir.
Jangan lupa pula, berikan dua rakaat milik Ad Dhuha jika kau ingin mendapat Al Kautsar. Namun demikian, perlu kau ingat, ketika kau sudah merasakan bahkan mendapatkan seperti apa yang diberikan kepada Sulaiman jangan sampai kau menjadi Al Lahab dan At Takatsur. Karena disamping kau tidak pantas, Dia juga tidak suka sifat Al Kafirun.
Manusia, kau adalah Al Insan sekaligus kholifah yang sudah sepantasnya menebar rahmat laiknya Al mursalat. Maka tebarkanlah kebaikan dan kedamaian dimanapaun kau berada dengan Al Ikhlas. Jangan keras kepala laiknya Al Hijr sehingga kau gampang sekali berpaling seperti ‘Abasa. Karena siapapun yang menebar ajaran dan menolong agama-Nya maka takkan ada kekhawatiran lagi baginya. Ia akan di jamin mendapatkan An Nashr dari-Nya.
Maka untuk itu, Istiqomahlah seperti Al Matsani yang selalu diulang-ulang. Dengarkan dengan khidmah nasihat dari Lukman. Jangan pernah pandang apakah ia An Naml ataukah Al Fiil. Besar kecil semuanya sama. Terus pantaskankanlah dirimu hingga kau rajut hubungan keluarga yang harmonis laiknya keluarga Ali Imran.
Semua kebahagiaan haqiqi kan kau dapatkan jika seluruh al-Qur’an utuh dalam hatimu, menyatu dalam jiwa dan pikiran dengan hati yang dipenuhi cinta pada Sang Khaliq dan Khairu Khalqihi SAW.
Semoga anda semua diangkat derajatnya pada derajat tertinggi disisi-Nya, yaitu Al A’la.