Perihal Waktu Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar
Perihal Waktu Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar
Oleh: Hasyim Asy’ari
(Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir)
Kapan sih malam Lailatul Qadar itu akan terjadi?
Sebenarnya jawaban ini sudah tersirat dalam QS. Al-Qadr itu sendiri. Terlihat di mana lafal ليلة القدر yang terdiri dari 9 huruf itu terulang sebanyak 3 kali. Sehingga, jika semuanya dijumlahkan, maka akan menunjukkan angka 27. Nah, di malam itulah Lailatul Qadar akan terjadi. Demikian pandangan Abu Bakar al-Waraq yang dikutip oleh Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya.
Namun ada yang memiliki pandangan lain juga, seperti Abu Hasan As Syadzily yang mengatakan, “Untuk mengetahui kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, itu bisa menggunakan patokan berikut: Jika puasanya dimulai hari Minggu, maka malam Lailatul Qadarnya akan terjadi pada tanggal 29. Jika dimulai hari Senin, maka ia akan terjadi pada tanggal 21. Jika Selasa, maka akan terjadi pada tanggal 27. Jika Rabu; 29. Jika Kamis; 25. Jika Jumat; 17 dan jika dimulai hari Sabtu, maka ia akan terjadi pada tanggal 23.” (Hasyiyah as-Showi)
Lantas bagaimana dengan beragamnya hadis yang menyatakan bahwa Lailatul Qadar itu pasti terjadi, namun tanpa memberitahukan kepastian waktu kapan tepatnya ia terjadi?
Agaknya di sini telah terjadi semacam kontradiksi. Di satu sisi, ada ulama yang berani secara tegas menyatakan waktu kapan terjadinya malam Lailatul Qadar dengan mengikuti rumus atau patokan yang telah mereka utarakan, atau ada juga yang menetapkannya pada tanggal tertentu berdasarkan isyarat atau pengalaman spiritual yang mereka rasakan.
Sedangkan di sisi lain, hadis-hadis yang menyangkut kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu sendiri tidak secara tegas sepakat menentukan tanggal berapa sebenarnya ia terjadi. Karena riwayat yang satu dengan riwayat yang lain memang saling menafikan.
Memang, diantara banyaknya sekian riwayat tersebut yang paling masyhur adalah hadis yang menyatakan bahwa ia terjadi pada sepuluh terakhir Bulan Ramadhan. Namun-sekali lagi-itu pun juga tidak menyebutkan tanggalnya secara konsisten.
Jika demikian, agaknya sangat baik jika kita mau merenungkan uraian Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya; Al-Misbah, menyangkut hal tersebut,
Bahwa Al Qur’an tidak menggunakan kata ما أدرك kecuali untuk sesuatu yang esensinya sangat luar biasa serta tinggi derajatnya hingga manusia tidak akan mampu menjangkau realitasnya. Termasuk di dalamnya adalah malam Lailatul Qadar itu sendiri beserta kapan waktu pasti tanggal terjadinya.
~M. Quraish Shihab~
Dan inilah kiranya pendapat yang paling baik menurut penulis. Karena disamping ia dapat dinalar dan diterima oleh semua kalangan, sepertinya ia juga membawa hikmah tersendiri bagi umat Islam agar mereka tidak hanya mengkhususkan satu waktu tertentu untuk meraihnya.
Melainkan, mereka bisa menggunakan seluruh waktu Ramadan yang ada, dengan cara menghidupkan semua malam-malamnya. Bisa dengan cara i’tikaf, tadabbur Al-Qur’an, berdzikir, salat sunnah dan ibadah-ibadah lainnya.
Karena dengan cara demikian, mereka dapat diibaratkan seperti memasang jala di seluruh kolam yang sudah diketahui secara pasti ada ikan langka yang telah lama didambakannya.
~Hasyim Asy’ari~
Bukankah menangkap satu ikan dambaan di suatu kolam dengan menjaringnya itu lebih memastikan keberhasilannya, dibandingkan hanya dengan menggunakan satu mata kail pancing saja? Di samping itu, yang bersangkutan pasti juga akan mendapatkan ikan-ikan tambahan yang akan semakin menguntungkannya. Wallahu A’lam