https://www.facebook.com/hilma.ahmad.75/posts/1837920236248278
Dalam dars penjelasan untuk kitab “Ma`aalim al-Manhaj al-Azhari” Syekh Mohammad Mehanna hafizhahullah menyebutkan tentang pentingnya “bertadarruj” dalam menuntut ilmu.. baik dari pembahasan kitab yang dipakai maupun metode belajar.
Jadi syarat pelajar:
1- al-istimaa` wa al-qabuul: mendengarkan & menerima.. itulah yang biasa kita sebut dengan “talaqqi”.
2- at-tashawwur wa at-tafahhum: membayangkan (mencerna) apa yang diterima & memahaminya.
3- at-ta`liil wa al-istidlaal: mencari sebab & dalilnya.
4- al-`amal wa an-nasyr: mengerjakan & menyebarkannya.
Ketika melakukan hal yang tidak sesuai urutan di atas; maka seseorang tidak bisa sampai ke haqiqat ilmu, karena:
1- alim tanpa belajar itu lelocun… & dapat ilmu tanpa ketaqwaan; tidak ada atinya.
2- bisa memahami masalah tanpa faham; tidak bisa dipakai lagi.
3- ilmu tanpa hujjah/dalil; membuat jiwa tidak tenang.
4- yang tidak berbuah artinya mandul. sementara mudzakarah (diskusi), mudaarasah (belajar bersama) dst merupakan kehidupan ilmu.
Disyaratkan ketika mudzakarah & mudarasah agar bersifat:
1- al-inshaaf (adil): itulah jiwa orang mulia.
2- tawadhu` (menganggap diri rendah); menerima kebenaran dengan akhlak yang mulia.
Belajarlah dengan rajin.. jangan malas..
Semua tahapan itu perlu perjuangan, dan perlu hubungan tarbiyah yang erat & sanad yang membawa keberkahan & adab.
Tanpa sanad; ilmu hanya sekedar ma`lumat (informasi) tanpa berkah & adab.. Lebih banyak bahayanya dari manfaatnya.
Sedikit ilmu lebih baik seribu kali dari pada ma`lumat yang banyak, tidak berguna tapi berbahaya.
Sedikit ilmu yang bergabung dengan amal tentu lebih baik dari banyak ma`lumat tanpa amal & berkah adab.
Karena ilmu tidak mungkin bisa lepas dari adab, karena dasar dari ilmu adalah adab itu sendiri.
___
Halaman al-Azhar, Sabtu ba`da `ashr, 14 oktober 2017..
Selengkapnya ikuti:
https://www.facebook.com/Prof.Mehanna/videos/726895244147885/