Pasca Kepergian Sang Pemimpin
Beberapa hari yang lalu, kita mendengar kabar yang sangat menyedihkan dan menyesakkan. Ismail Haniyah, sang revolusioner, telah syahid menghadap Rabb-nya setelah lebih dari 80 anggota keluarganya lebih dulu syahid di tanah Palestina yang mulia. Setelah sekitar 7 tahun memimpin Hamas dalam bidang politik, Ismail Haniyah gugur dalam serangan udara Israel di Teheran, Iran.
Kepergian sang pemimpin ini menambah daftar panjang tokoh utama Hamas yang syahid dalam perjuangan untuk tanah Palestina. Kini, beliau sudah berkumpul dengan pendiri Hamas, Ahmad Yasin, dan salah satu pendiri sayap militer Hamas, Abdul Aziz al-Rantisi, yang lebih dulu syahid. Musuh mungkin sedang tertawa terbahak-bahak karena sang pemimpin yang mereka inginkan kematiannya telah tiada. Mereka mengira bahwa dengan melenyapkan pemimpin, semangat para pejuang juga akan hilang, namun mereka salah besar.
Kepergian para pemimpin ini tidak membuat kita larut dalam kesedihan dan kelalaian. Justru, ini hanya akan memantik api semangat kita untuk bersama-sama memperjuangkan tanah Al-Aqsa yang kita cintai. Ismail Haniyah telah meninggalkan kita, namun semangat juangnya, api pengorbanannya, pola pikirnya, serta visi misinya akan tetap mengalir dalam darah umat Muslim di seluruh dunia. Mereka tidak sadar bahwa kepergian satu Haniyah hanya akan melahirkan berpuluh-puluh bahkan berjuta-juta Haniyah lainnya dari seluruh dunia.
Kata-kata abadi Ismail Haniyah yang tidak akan pernah hilang adalah: “Harga yang harus dibayar dalam perjuangan Palestina adalah syahid.” Beliau berkata, “Kami merasakan beratnya amanah dan tanggung jawab terhadap masalah Palestina. Ini adalah tanggung jawab yang memiliki harga, dan kami siap untuk membayar harga tersebut, syahid di jalan Palestina, di jalan Allah, dan demi kehormatan umat ini.” Dan beliau telah menjumpai apa yang telah beliau inginkan selama ini.
Syaikhuna, tolong sampaikan salam rindu dan cinta kami kepada murabbimu, Syekh Ahmad Yasin, sang murabbi para pejuang, para mujahidin. Atas izin Allah, jalan jihad yang beliau mulai tidak akan pernah surut hingga saat pembebasan Al-Aqsha tercinta.
Mengenal Sekilas Sosok Ismail Haniyah
Ismail Haniyah lahir di kamp pengungsi al-Shati di Jalur Gaza pada 1963. Sejak muda, Haniyah sudah aktif dalam gerakan perlawanan Palestina. Ia dikenal sebagai pemimpin yang karismatik dan mampu menginspirasi banyak orang melalui pidatonya yang penuh semangat. Haniyah menjadi salah satu tokoh utama dalam Hamas setelah terpilih sebagai kepala biro politik pada 2017, menggantikan Khaled Meshaal.
Selama masa kepemimpinannya, Haniyah berupaya memperkuat posisi Hamas di kancah internasional. Ia melakukan kunjungan diplomatik ke berbagai negara untuk mencari dukungan bagi perjuangan Palestina. Selain itu, Haniyah juga berperan dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel, meskipun sering kali hasilnya tidak bertahan lama. Ia selalu menekankan pentingnya persatuan di antara faksi-faksi Palestina untuk menghadapi penjajahan Israel.
Haniyah juga dikenal karena kepeduliannya terhadap kesejahteraan rakyat Palestina di Gaza. Di bawah kepemimpinannya, Hamas berusaha meningkatkan kondisi hidup di Gaza meskipun diblokade oleh Israel dan Mesir. Haniyah sering kali terlihat bersama warga, memberikan bantuan dan mendengarkan keluhan mereka.
Kepergian Ismail Haniyah adalah kehilangan besar bagi Hamas dan rakyat Palestina. Namun, semangat dan dedikasinya akan terus menginspirasi generasi mendatang untuk melanjutkan perjuangan demi kemerdekaan Palestina. Musuh boleh saja mengira bahwa dengan menghilangkan Haniyah, mereka dapat memadamkan semangat perlawanan. Namun, semangat yang ia tinggalkan akan terus menyala dan membakar semangat para pejuang untuk meraih kemenangan dan kemerdekaan bagi Palestina.
Penulis: Rizky Saputra
Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar
Editor: Rifqi Taqiyuddin