Mengenal Universitas Al-Azhar
Pada masa-masa dekat seleksi kemenag banyak teman-teman yang bertanya tentang kuliah di al-Azhar University. Terutama adik-adik yang akan melanjutkan studi ke tingkat perguruan tinggi.
Al-Azhar University mulanya merupakan Jami’ Al-Azhar yang didirikan oleh Jauhar As-Saqili pada 29 Jumada’ Al-Ula 359 H (970 M). Selain digunakan sebagai masjid, Jami’ Al-Azhar juga menjadi tempat majlis ilmu, terutama setelah Shalahuddin al-Ayyubi merubahnya menjadi gudang pembelajaran islam bagi berbagai madzhab-madzhab fikih terkemuka.
Jami’ Al-Azhar kemudian berubah bentuk menjadi Jami’ah Al-Azhar Asy-Syarief (Al-Azhar Asy-Syarief University) pada tahun 1930 M. Dalam sejarahnya, al-Azhar telah berhasil mencetak ulama-ulama besar terdahulu seperti Ibn Khaldun, As-Suyuthi, Al-Maqrizi,dan lainnya. Pada abad modern ulama-ulama seprti Syekh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq, Syekh Muhammad al-Ghozzali, DR. Yusuf al-Qardhawi, DR. Wahbah az-Zuhaily, dan di Indonesia ada DR. Quraish Syihab, dan banyak pakar-pakar ilmu lulusan Al-Azhar yang belum kami sebutkan namanya disini
Al-Azhar adalah universitas yang mampu menyeimbangkan sistem pendidikan tradisional dan modern, Ia membuka dua kelompok fakultas: ‘Ilmi (sains) dan Adabi (agama). Pengelompokan fakultas ini bukan untuk pemisahan studi ilmu keduniaan dari ilmu-ilmu agama, tapi sebagai upaya menuju spesialisasi bidang studi bagi para Mahasiswanya.
Letak kampus dua disiplin ilmu tersebut juga terpisah, namun masih dalam wilayah kota Kairo. Fakultas-fakultas ‘llmi sebagian besar menempati kawasan Nasr City, sedangkan yang Adabi umumnya berada di daerah Husein, Darrasah.
Meskipun sistem universitas modern telah dianut oleh Al-Azhar, tetapi Al-Azhar tetap mempertahankan ciri khas keislamannya. “Yang baik diambil, sampah dibuang,” boleh jadi begitu pepatahnya. Seperti adanya pemisahan kampus mahasiswa dan mahasiswi. Kampus mahasiswi dibangun di kawasan Nasr City, untuk fakultas Ilmi sekaligus Adabi.
Selain yang berkedudukan di Kairo, Al-Azhar juga membuka cabang cabangnya di berbagai provinsi di Mesir, seperti di Iskandariyah Thantha, Manshurah, Zaqaziq, Asyut, Dimyath, dan provinsi lainnya.
Fakultas Adabi (Ilmu agama) dan Lama Studinya
Program fakultas-fakultas Adabi (agama) dan lama studinya: S1 selama empat tahun. S2 selama dua tahun masa aktif dan satu tahun untuk penulisan tesis, tapi sangat jarang ada yang bisa berhasil menulis tesisnya dalam satu tahun, untuk bisa masuk ke S2 al-Azhar juga harus mengikuti ujian tes al-Qur’an bagi non Arab 4 juz pertama sedangkan asal Arab 30 juz, tidak hanya itu ujian tertulis dan lisan pun juga ada. Untuk S3 tes al-Qur’an 6 juz al-Qur’an dan mengajukan Syahadah (ijazah) S2 serta kerangka disertasi.
Sejak tahun 2009 al-Azhar mulai mencoba wajibkan seluruh mahasiswa wafidin untuk mengikuti Daurah Lugah (Pembekalan bahasa arab) sebelum masuk kuliah, Seluruh wafidin wajib mengikuti seleksi ujian tahdid mustawa untuk menentukan tingkatan kelas.
S1 Al-Azhar tidak menggunakan sistem SKS hanya fokus ke penjelasan doktor dengan sedikit diskusi dan tidak membuat makalah seperti universitas-universitas di Indonesia. al-Azhar juga tidak menggunakan sistem semester, tapi menggunakan sistem tingkat (فرقة), satu tingkat sama dengan satu tahun masa studi dengan dua termin yaitu termin satu dan dua. Jadi kadang bagi mahasiswa al-Azhar yang basic sekolahnya pondok sedikit bingung jika di tanya teman-temannya yang kuliah di Indonesia “kamu sudah semester berapa di al-Azhar?” jika Si Mahasiswa baru ini tidak paham maksudnya dan tidak ingin mencari tahu, Dia akan jawab “saya tingkat satu” maka temannya pun mungkin sedikit bingung karena sedikit berbeda dengan mereka, mungkin mereka beranggapan tingkat satu sama dengan semester satu, padahal nyatanya tidak.
Al-Azhar bisa dikatakan cukup istimewa dibanding di Indonesia karena menggunakan bahasa pengantar berbahasa Arab dan banyak native speaker bahasa arab yang sangat bagus untuk melatih bahasa si Mahasiswa.
Untuk bisa naik tingkat mahasiswa harus berhasil lolos minimal tidak lebih dari dua mata pelajaran yang rasib(tidak lolos). Jika ada dua mata kuliah yang tidak lolos, tetap lulus dan nanti bisa diselesaikan di tingkat selanjutnya (manqul) sebagai mata kuliah ulangan. Kalau lebih dari dua mata kuliah, maka tidak naik tingkat (i’adah) tapi hanya mengikuti ujian yang tiga mata pelajaran atau lebih tergantung berapa banyak mata kuliah yang tidak lolosnya. Kecuali tingkat empat, maka ada kesempatan untuk ikut ujian tashfiyah yaitu ujian ulang bagi yang tersisa dua mata kuliah. Jika masih tidak lulus, maka menunggu tahun depan lagi agar bisa ikut ujiannya.
Kesempatan mengulang studi (i’adah) hanya bisa dua kali (2 tahun) untuk tingkat I dan ll, empat kali untuk tingkat III dan untuk tingkat IV. Jika tidak bisa menuntaskan semua mata pelajaran sampai kesempatannya habis ia dianggap gagal menuntaskan semua mata pelajaran, maka akan dipindahkan ke fakultas lain atau dikeluarkan dari universitas atau Drop Out(D0).
Biaya kuliah di fakultas keagamaan S1 AI-Azhar bisa dikatakan sangat murah, mungkin sekitar USD20 per tahun untuk biaya administrasi. sedangkan untuk S2 (Program Master) bagi mahasiswa asing (wafidin) membayar sekitar LE1500 ( USD170) , bagi mahasiswa Mesir cuma LE200 pertahun. Adapun S3 (Program Doktor) bagi mahasiswa wafidin membayar sekitar LE2000, dan mahasiswa Mesir hanya LE400.
Selalu berusaha memperbaiki niat dalam belajar dan terus berusaha bersungguh-sungguh, karena Allah akan membantu mereka yang benar-benar bersungguh-sungguh. Percayalah! Semua apapun yang telah kamu lakukan akan menjadi saksi atas perjuangan.
Baca Juga
One thought on “Mengenal Universitas Al-Azhar”