Mengejar Gerbong Syekh Husam Ramadhan
Rabu malam lalu saya menghadap Syaikh Mu’allim Fadhilat Syekh Husam untuk menyampaikan dan membicarakan beberapa hal, di antaranya solusi bagi teman-teman yang kesulitan menangkap pelajaran dari beliau.
Melihat perjalanan mengajar beliau yang setiap daurah selalu naik level -setelah Khoridah beliau berencana mengajar Syarah Syaikh Khobishi terhadap Tahdzib dalam Mantiq level Mutawassith-, semakin maju semakin banyak ilmu yang dibutuhkan untuk menjalani level berikutnya, semakin lama kita belajar dengan cara biasa-biasa saja semakin tertinggal dan tidak jarang terseret-seret, maka dalam rangka mengejar gerbong yang belum terlalu jauh lajunya dan mengoptimalkan kesempatan langka yang entah kapan lagi datangnya, akan dibuka dengan persetujuan Syekh rumah-rumah mudzakaroh pelajaran beliau untuk rumpun Melayu (Indonesia, Malaysia, dan yang mirip bahasanya), yang diberi nama “Rumah Tamhid”.
Pada dasarnya, setiap murid memiliki gayanya sendiri untuk belajar. Dan di antara sekian banyak murid, ada mereka yang membutuhkan lingkungan untuk bisa lebih optimal, susah jalan sendiri, senang jika bersama-sama, dan senang ada yang selalu mengingatkan, sehingga perjalanan jauh terasa lebih ringan. Dan Rumah Tamhid ada untuk membantu tipe belajar yang semacam itu. Selain juga ada orang bilang, “If you want to walk fast, walk alone. But if you want to walk far, walk together.” Karena Manhaj Syaikh Husam terlalu berat untuk dipikul sendiri-sendiri nanti, maka kita perlu bersinergi mengemban bersama.
Dibuat rumah dan yang ingin ikut harus tinggal di sana, karena program ini bisa dikatakan program pengejaran yang membutuhkan fokus lebih. Tidak sibuk di sana-sini menjadi salah satu syaratnya. Lokasinya bisa beragam di beberapa titik; Darrasah, Sabi, Asyir, atau lainnya, tergantung kesepakatan masing-masing calon anggota rumah. Programnya 2-3 tahun dengan metode khusus menyelesaikan bersama -selain dars yang sedang berlangsung- :
Tahun pertama:
1. Video Syarah Syaikh Damanhuri terhadap Sullam dalam ilmu Mantiq
2. Video Syarah al-Muhaqqiq al-Fanari terhadap Isaghuji dalam ilmu Mantiq juga
3. Video Syarah Syaikh Kholid Azhari terhadap Ajurrumiyah dalam ilmu Nahwu
Tahun kedua:
4. Video Syarah Syaikh Dardir terhadap Tuhfatul Ikhwan beliau dalam ilmu Bayan-Balaghah
5. Video Syarah Syaikh Mallawi terhadap Risalah Samarqondiyah dalam ilmu Bayan juga
6. Video Syarah Syaikh Suja’i terhadap Nadzomnya dalam ilmu Maqulat
7. Video Syarah Imam Sanusi terhadap Ummul Barohin-nya dalam ilmu Aqidah
Tahun ketiga:
8. Syarah Syaikh Khobishi terhadap Tahdzib Taftazani dalam Mantiq level Mutawassith
9. Syarah Syaikh Ahmad Zaini Dahlan terhadap Alfiyah Ibni Malik dalam Nahwu level Mutawassith
Berawal dan berakhir dengan Mantiq dan Nahwu, 2 ilmu yang berulang kali ditegaskan Syaikh Husam dan Sang Guru, Syaikh Musthafa Imran, supaya kita sebagai pencari ilmu mendalaminya karena merupakan dasar untuk ilmu-ilmu setelahnya. Begitulah dasar kurikulum Rumah Tamhid, yang dalam beberapa hal mungkin antara banin dan banat dibedakan, selain juga kemungkinan ada beberapa rumah bisa jadi memiliki keadaan tertentu yang membuat lebih baiknya mengganti, mengurangi, atau menambah paket video dars tertentu. Karena pada dasarnya tidak semua orang perlu disamakan, bahkan terkadang cara menyamakan adalah dengan membedakan.
Dalam merauk ilmu, ada yang lebih suka mendengar dan ada yang lebih nyaman membaca, ada yang asyik belajar bersama, ada yang memilih belajar sendiri, dlsb. Masing-masing memiliki manfaatnya, yang bisa jadi jika seseorang hanya bisa menikmati salah satu gaya belajar, ia akan terhalang dari sebuah manfaat. Dan jika kita bisa masuk ke berbagai keadaan itu dengan nikmat, maka semakin besar peluang kita untuk mendapat menfaat lebih. Rumah Tamhid sendiri salah satu yang ingin dituju adalah bagaimana teman-teman mulai terbiasa mudzakaroh dars lewat video. Melihat gaya mengajar Syekh yang sangat memberikan perhatian pada video, agaknya ada yang kurang jika murid beliau sulit mengikuti gaya itu. Tidak bisa dipungkiri, tidak sedikit yang tidak kuat lama-lama menyimak video dars. Jika kita masih merasa berat untuk itu, tidak mesti, tapi bisa jadi itu menjadi penghalang kita mendapatkan manfaat besar. Maka Rumah Tamhid ada untuk membantu dalam hal itu juga.
Selama di Rumah Tamhid, kegiatan utamanya adalah: menyimak video, merangkum isinya, bertukar pikiran memahaminya, mengikuti dars Syekh Husam, mudzakaroh bersama dan sendiri. Selain itu kegiatan masing-masing. Bisa kuliah dan bisa ngaji ke Syekh lain, tergantung jadwal rumah masing-masing. Yang pasti, setelah diukur, setiap pekannya bisa 5-6 pertemuan mudzakaroh di rumah masing-masing dengan durasi yang beragam, 2-5 jam. Ada metodenya untuk kuat dan asyik mudzakaroh sampai 5 jam. Katakanlah sebagai gambaran misal, 6 pertemuan dilaksanakan dalam 3 hari dengan 2 pertemuan setiap harinya, ditambah 2 dars yang sedang berlangsung bersama Syekh tiap pekannya.
Kemudian setelah 2-3 tahun, masing-masing anggota rumah akan dipersilahkan memusyawarahkan pilihannya, apakah mau melanjutkan rumah jika terlanjur klop dengan teman seperjuangan beberapa tahun itu atau mau bubaran, baik karena sudah bisa jalan masing-masing atau karena alasan lain; keumatan maupun keumahatan.
Terkait jumlah peserta, sampai saat ini tidak ada rencana batas tertentu, hanya saja ada tes interview untuk pengambilan komitmen. Untuk waktu dan tempatnya akan segera diumumkan lewat grup WhatsApp:
Banin:
– grup 1 https://chat.whatsapp.com/EGhbo4W54f91yn9a1A6Wpd
– grup 2 https://chat.whatsapp.com/Cmtydq5AFDbGg5nD3Y9nw8
Banat: https://chat.whatsapp.com/LqALPQ401w99JsRWJmCXPc
Terakhir, Rumah Tamhid hanyalah salah satu upaya secara asyik menapaki bersama pahitnya perjalanan panjang ilmu yang manis, di bawah bimbingan Syekh Husam Ramadhan Hafidzahullah, bagi yang masa belajarnya membutuhkan semacam Rumah Tamhid ini. Pun, setelah hanya ide, saya bersama beberapa murid lama beliau hanya menjalankan tugas setelah Syekh Husam berkata pada saya pada pertemuan itu, “Lanjutkan, Syekh Abdallah! Dahulu di lembaga-lembaga keilmuan, bahkan sampai sekarang dipakai, ada namanya Mu’id. Dan begitu tugasnya.” Bahkan beliau sampai mengatakan, “Bahkan jika sewaktu-waktu mereka memerlukan saya untuk hadir di tengah mereka untuk memberikan semangat, saya akan hadir!”