5 Soft Skill Ini Harus Dikuasai Masisir, Apa Sajakah Itu?
Ketika mengikuti acara Penganugerahan Ushuluddin 2024 yang diadakan SEMA-FU beberapa hari silam, saya cukup tertarik dengan pemaparan Pak Abdul Muta’ali yang merupakan Atdikbud KBRI Mesir saat ini. Pada sambutannya di pembukaan acara tersebut, beliau secara implisit menekankan tentang pentingnya bagi Masisir untuk memiliki soft skill yang akan menunjang kehidupannya pascastudi. Terlebih saat ini manusia hidup dalam arus globalisasi yang begitu cepat.
Dari pernyataan yang beliau sampaikan tersebut, maka saya pun berpikir sejenak, apa saja sih sebenarnya soft skill yang harus dimiliki Masisir saat ini? Selain itu, bagaimana sih cara menghadirkan serta mengasah kemampuan tersebut? Akhirnya setelah beres berpikir, saya pun mendapatkan jawabannya dan akan mencoba untuk menguraikannya pada tulisan kali ini. Selamat membaca!
1. Public Speaking
Soft Skill pertama yang harus dikuasai oleh Masisir adalah public speaking alias kemampuan berkomunikasi di depan umum. Dengan kemampuan ini, tentu nantinya akan membuat kita lebih percaya diri dan mampu menyampaikan ide serta gagasan dengan jelas tanpa ada suara “eeee” “aaaa” di tengah kalimat.
Coba antum bayangkan ketika nanti pulang alatul ke Indonesia dan diminta untuk mengisi ceramah atau khutbah di depan masyarakat, sedangkan antum tidak memiliki kemampuan public speaking, apa gak malu dan kelimpungan tuh nantinya. Jangan sampai lah ya kita termasuk orang yang “terlalu tawadhu” sebagaimana yang dikatakan Ust. Nuruddin di dalam podcastnya di Kumparan bahwa ada Masisir yang pulang-pulang ke Indonesia tidak bisa memberikan ceramah di depan masyarakat.
Ya meskipun memang tentu tidak semua di antara kita saat pulang dan berkiprah di Indonesia menjadi dai, penceramah, dan semisalnya, tetap saja mau gak mau soft skill yang satu ini harus dikuasai dan terus diasah agar semakin matang. Sebab mau tidak mau, suka tidak suka, berbicara di depan umum adalah sebuah keniscayaan yang rasanya bakal sulit dihindari oleh kita selaku lulusan Azhar.
Oh ya, selain untuk kepentingan berceramah, berdialektika dalam organisasi, dan yang semisal dengannya, public speaking juga sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat kita harus menyampaikan pendapat di depan teman-teman atau bahkan keluarga. Dengan kemampuan berbicara yang baik, kita bisa menyampaikan pesan dengan lebih jelas sehingga tidak mudah disalahpahami.
So, jangan lupa terus asah kemampuan public speaking ya! Caranya banyak kok! Misalnya dengan rutin mengikuti forum-forum diskusi terbuka, ikut workshop public speaking, aktif di organisasi yang menuntut banyak curah pikiran, dan masih banyak yang lainnya.
2. Disiplin
Berikutnya adalah disiplin. Bisa dibilang ini adalah soft skill yang tampaknya banyak luput dari kita sebagai Masisir, teruma tentang disiplin soal waktu memulai acara. Saya sendiri ketika masih maba imut pernah sangat kesal atas hal ini, karena katanya acara mulai jam 15.00 eh malah baru mulai jam 18.00. Kesel memang, tapi ya itulah habbit buruk di kalangan kita yang harus dienyahkan sampai ke akar-akarnya. Eh sorry malah jadi curhat.
Lanjut lagi ya, jadi disiplin yang menjadi kunci sukses orang-orang hebat seperti Jack Ma dan Bill Gates yang disinggung Pak Abdul Muta’ali dalam sambutannya ini nantinya melibatkan kemampuan untuk mengatur diri sendiri, mematuhi aturan, dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan.
Dengan disiplin, kita sebagai Masisir dapat menetapkan dan mencapai tujuan akademis yang realistis. Selain itu adanya soft skill ini dalam jiwa, memungkinkan kita untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang, seperti lulus dengan nilai yang baik minimal Jayyid Jiddan atau mendapatkan berbagai beasiswa yang tersedia. Intinya, ketika disiplin sudah melekat dengan jiwa, akan membawa hidup kita yang awalnya biasa-biasa saja menjadi luar biasa.
Selain itu sebagaimana kata Stephen Covey, disiplin pada hakikatnya tidak mengekang, sebaliknya justru membebaskan. Sebagai contoh, Masisir yang disiplin mempelajari ilmu alat selama 4 tahun misalnya, maka ia nantinya akan bebas membaca kitab-kitab berbahasa Arab baik turats maupun kontemporer. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak disiplin belajar ilmu alat, maka mereka justru terkekang karena hanya sedikit kitab berbahasa arab yang dapat dibaca.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana cara menumbuhkan rasa disiplin dalam jiwa? Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan Masisir agar menjadi sosok yang disiplin dalam hidup. Di antaranya adalah seperti dengan membuat jadwal harian, buat target yang realistis, tentukan prioritas, dan melawan prokrastinasi.
3. Berpikir Kritis
Soft skill lainnya yang harus dikuasai Masisir adalah berpikir kritis. Bisa dibilang, Di dunia yang serba cepat ini, berpikir kritis bagaikan Jawa, yaitu sama-sama menjadi kunci. Lah kok bisa?
Dengan kemampuan ini, kita bisa menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang dan mencari solusi terbaik. Jadi, jangan ragu dan malu untuk selalu bertanya “kenapa”, “kok bisa”, dan “bagaimana” saat menghadapi sesuatu yang masih meragukan. Berpikir kritis juga membantu kita dalam mengambil keputusan yang lebih baik karena kita telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari berbagai sisi serta dampak dari keputusan tersebut.
Salah satu contoh penerapan berpikir kritis dalam kehidupan kita di Mesir adalah dalam menentukan karir yang akan dijalani pascastudi. Dalam hal ini, berpikir kritis mengambil peran dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan pribadi untuk memilih jalur karir, meneliti berbagai peluang kerja atau program pendidikan pascasarjana, serta merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan karir atau pendidikan.
Berpikir kritis juga sangat berguna dalam mengevaluasi informasi yang kita terima. Terlebih di era keterbukaan media sosial seperti sekarang ini, kita sering kali dibanjiri oleh berbagai macam informasi yang belum tentu benar. Dengan kemampuan berpikir kritis, kita bisa memilah informasi yang akurat dan bermanfaat, serta menghindari berita hoaks.
Lalu pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara kita sebagai Masisir untuk mengasah kemampuan berpikir kritis? Setidaknya ada beberapa hal seperti mengikuti berbagai forum diskusi keilmuan, aktif dalam berorganisasi, banyak membaca buku ataupun berita yang dibarengi dengan refleksi, serta masih banyak cara lainnya.
4. Adaptif
Next ada skill adaptif alias kemampuan seseorang untuk beradaptasi. Kenapa ini sangat penting? Sebab kita hidup di tempat dan lingkungan yang sangat berbeda dengan Indonesia. Baik itu perbedaan budaya, lingkungan, bahasa, gaya hidup, makanan, dan banyak hal lainnya. Karenanya, mau tidak mau, kita sebagai Masisir wajib memiliki kemampuan ini agar bisa survive dalam menempuh pendidikan di Mesir.
Namun satu hal yang harus diingat, jangan sampai adaptasi yang kita lakukan di Mesir itu kebablasan alias over-adaption. Misalnya adalah karena masyarakat umum Mesir itu kerap berbicara dengan suara keras dan gemar berkelahi, jangan sampai membuat kita juga melakukan hal yang sama ke sesama Masisir.
Oh ya, dalam konteks soft skill, adaptif itu tidak sekedar menyesuaikan diri dengan lingkungan ya. Melainkan juga mencakup kemampuan diri untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, tantangan, dan perubahan yang tidak terduga dengan cara yang efektif. Dengan kemampuan tersebut akan membuat kita lebih fleksibel dan siap menghadapi berbagai situasi. Selain itu, kemampuan adaptif juga membuat kita lebih tangguh dan tidak mudah menyerah ketika dihadapi berbagai kesulitan yang melanda.
Sebagai contoh, ketika misalnya di antara teman-teman sedang dilanda sulitnya keuangan karena kiriman yang seret, uang beasiswa yang datangnya telat, dipecat dari Math’am tempat bekerja, atau berbagai masalah kehidupan lainnya, menjadikan kita dapat survive dan berpikir jernih untuk mencari jalan keluarnya. Intinya adalah, ketika kita bisa beradaptasi dengan baik, kita akan lebih mudah menemukan solusi untuk masalah yang kita hadapi dan tetap produktif meskipun situasinya tidak ideal.
5. Time Management
Soft skill terakhir yang menurut penulis harus dikuasai oleh kita sebagai Masisir adalah time management. Sesuai dengan namanya, skill ini mencakup kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengontrol waktu yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Tentu kita semua pun telah mengetahui bahwa waktu adalah salah satu sumber daya dan nikmat paling berharga yang telah Allah berikan bagi seluruh manusia. Bahkan saking penting dan agungnya waktu, Dia sampai bersumpah atasnya sebagaimana yang termaktub dalam surat Al-Ashr. Karenanya tentu sudah seharusnya soft skill ini betul-betul dimiliki oleh kita semua.
Dengan manajemen waktu yang jelas dan rapi, kita bisa memaksimalkan waktu singkat selama di Mesir yang hanya sekitar 4-5 tahun ini untuk mendapatkan banyak hal. Dengannya, akan membantu kita dalam mencapai keseimbangan antara mengikuti perkuliahan, bermulazamah di pertalaqqian, kegiatan organisasi, aktif di forum diskusi, menelurkan karya, berbisnis, dan waktu luang untuk diri sendiri alias self healing.
So, mari dari sekarang aturlah waktu kita sebaik mungkin. Jangan sampai waktu kita di Mesir terbuang sia-sia untuk hal-hal kontraproduktif yang justru dapat menjadi penyesalan di kemudian hari. Kurangilah sedikit-sedikit hal yang tidak berfaedah seperti push rank semalaman, telponan sama doi sepanjang hari, atau hal-hal nirfaedah lainnya. Coba mulailah atur jadwal harian kita dengan cara membuat daftar tugas harian dan mingguan. Kemudian tentukan waktu khusus untuk setiap tugas dan patuhi jadwal tersebut.
Yah itulah mungkin beberapa soft skill yang menurut pandangan penulis sangat harus dimiliki oleh kita selaku Masisir. Oh ya, di sini bukan berarti penulis telah memiliki lima kemampuan di atas. Saya pribadi pun sebenarnya masih berusaha agar bisa betul-betul menghadirkan kelima kemampuan tersebut agar hidup yang singkat ini menjadi lebih berarti. Satu-satunya alasan menulis tulisan ini ya karena hasil perenungan atas perkataan Atdikbud sebagaimana yang sudah disinggung pada bagian pembukaan. Semoga bermanfaat!
Penulis: Muhammad Rifqi Taqiyuddin
Pemimpin Redaksi Website Egypt Student Information