Ketika Ilmu Mengalahkan Segalanya
Ketika Ilmu Mengalahkan Segalanya
Oleh: Syihab Asy-Syaibani
(Mahasiswa Fakultas Dirasat al-Islamiyyah Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir)
Dalam kitab Fushus karya Shāid al-Baghdādī disebutkan bahwa Imam Sibawaihi – Quddisa Sirruhu – menikahi seorang budak perempuan yang disukainya. Imam Sibawaihi sebelumnya telah menulis bagian-bagian awal dari kitab yang akan dikarang.
Imam Sibawaihi tidak memerhatikan dan meladeni istrinya tersebut. Malam-malam beliau justru habis untuk begadang, muthalaah dan menulis.
Istri beliau cemburu dengan hal itu. Ia menunggu Imam Sibawaihi pergi keluar membeli kebutuhannya di pasar. Setelah keluar, sang istri membakar semua kitab Imam Sibawaihi. Imam Sibawaihi datang dan menemui kitab-kitabnya telah menjadi abu. Beliau kecewa kemudian menceraikan istrinya. Setelah itu, Imam Sibawaihi mulai menulis kitab-kitabnya yang dibakar.
Kecintaan Imam Sibawaihi kepada ilmu mengalahkan cintanya kepada istrinya. Ilmu mengalahkan segalanya!
Abu Ali al-Farisi mengomentari hal itu: “Betapa banyak ilmu Imam Khalil bin Ahmad yang hilang akibat itu. Innalillahi.”
Imam Abdurrahman bin al-Qasim, pembesar Mazhab Maliki abad 2, memiliki kisah nan agung juga ketika mencari ilmu. Beliau berazam mencari ilmu. Perjalanan Mesir-Madinah pun ditempuh. Ribuan dinar dikeluarkan. Selama 20 tahunan, beliau bermulazamah dengan Imam Malik. Suatu hari, ketika masa haji, Imam Malik menyambut rombongan jamaah haji dari Mesir. Seorang pemuda bertanya ke Imam Malik,
“Ada yang bernama Ibnu al-Qasim?” Imam Malik memberi isyarat kepada anak itu. Tiba-tiba anak tersebut mengecup kening Imam Abdurrahman Bin al-Qasim dan beliau mencium bau wangi darinya. Bukan bau wangi biasa. Ternyata semerbak bau itu dari anaknya yang ditinggal selama belasan tahun di Mesir. Sang istri ketika ditinggal mencari ilmu dalam keadaan hamil. Imam Abdurrahman al-Qasim memberikan keleluasan kepada istrinya untuk mencari pasangan lain (diberikan pilihan untuk bercerai), karena perjalanan Imam Abdurrahman ibnu Qasim dalam mencari ilmu akan memakan waktu yang amat sangat lama. Namun sang istri tetap bertahan. Ia memilih setia menunggu beliau meski belasan tahun lamanya!
Cinta Imam Abdurrahan Ibnu Qasim kepada ilmu mengalahkan cintanya kepada istrinya. Ilmu mengalahkan segalanya!
Syaikhuna Fauzi Konate mengatakan:
Kalian tidak akan benar-benar mendapatkan ilmu kecuali mencintai ilmu sebagaimana Qais (Majnun) menyukai Laila.
Syekh Fauzi Konate
Sumber: Disarikan dari Tartib al-Masâlik, Qadhi ‘Iyadh al-Yahsabi
Baca Juga: Roti dan Zaitunnya Umar bin Khattab