Hadiri Simposium Kawasan Timtengka, Ketua BAZNAS RI Sebut Dua Cara Pelajar Agama dalam Menyongsong Indonesia Emas
Egyptstudentinformation, Cairo – Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Ahmad M.A. turut menghadiri Simposium Kawasan (SK) Timur Tengah dan Afrika 2024. Pada acara tersebut ia menyebut tentang dua cara utama pelajar agama dalam menyongsong Indonesia Emas.
“Yang pertama, kita harus menghargai semua ilmu. Ilmu agama dan ilmu umum. Bahkan yang tadi saya sampaikan (pada welcoming speech), bagaimana kita berkolaborasi antara ilmu umum dan ilmu agama,” ujarnya di depan awak media pada sesi konferensi pers di lobby Al-Azhar Conference Center, Sabtu (03/08).
Ia melanjutkan bahwa para pelajar agama yang tafaqquh fiddin ini nantinya harus bisa memberi warna dalam konteks peradaban dan kebudayaan.
“Paling tidak, nanti konteks peradaban dan kebudayaan itu tidak sekuler. Sehingga dengan begitu, peran besar untuk mengimbangi sekularisasi itu tentu saja membutuhkan kajian-kajian yang lebih mendalam,” jelasnya lagi.
Sedangkan yang kedua, ia menyebut bahwa para pelajar agama harus tafaqquh fiddin sesuai dengan bidangnya.
“Yang kedua, tentu saja tafaqquh fiddin sesuai dengan bidangnya masing-masing sangat penting. Menjadi ulama-ulama tafsir, menjadi ulama-ulama hadits, fiqih, tasawuf, itu sangat penting sekali,” tambah sosok yang juga pernah menjadi anggota DPR periode 2014-2019 ini.
Kemudian, ia berpesan kepada para seluruh pelajar agama di Timur Tengah agar mempersiapkan diri untuk berkontribusi.
“Persiapkan keilmuan sesuai dengan bidang yang sekarang dipelajari sesungguh-sungguhnya. Tadi (pada welcoming speech) disampaikan bahwa gak ada artinya S1, S2, S3 kalau kita tidak bisa berkompetisi dengan keilmuan yang ada,” ujarnya lagi.
Terakhir, sosok kelahiran Kudus ini mengingatkan bahwa pertarungan kedepan akan semakin berat.
“Pertarungan kedepan itu semakin berat. Hadharah dan tsaqofah kedepan itu seperti perang. Menang siapa? Iya kan? Menang siapa kedepannya? Kalau menang sekuler, habis, Indonesia kehilangan identitasnya sebagai negara pancasila. Tapi kalau Anda menang semuanya itu insya Allah masih ada kekuatan identitas Indonesia yang berdasarkan kepada pancasila,” tutupnya.
Reporter: Rifqi Taqiyuddin